Teknologi WiMAX untuk Operator Seluler di Indonesia
Proses perkembangan teknologi telekomunikasi sangat pesat. Salah satu  teknologi yang akan tren di Indonesia nantinya adalah WiMAX (Worldwide  Interoperability for Microwave Access). Ini merupakan salah satu  standard-based teknologi baru yang memungkinkan penyaluran akses broadband  melalui penggunaan wireless sebagai alternatif kabel, DSL, dan 3G. WiMAX  memiliki jangkauan yang cukup luas, yaitu hingga radius 50 km. Standar WiMAX  yang ada saat ini terbagi menjadi 2 kategori utama yaitu IEEE.802.16d (digunakan  untuk fixed dan nomadic) dan IEEE 802.16e (digunakan untuk portable dan mobile).  WiMAX dapat menjadi alternatif lain dari pengembangan jaringan 3G yang sudah  dijalankan oleh beberapa operator seluler di Indonesia. Pengembangan teknologi  WiMAX yang difokuskan pada layanan data akan memberikan dampak positif bagi  konsumen yang membutuhkan akses data cepat yang mobile dengan menggunakan  Notebook atau PDA. Implementasi WiMAX oleh operator seluler diharapkan dapat  memberikan solusi wireless data akses yang sangat cepat demi kemajuan  perkembangan teknologi internet di Indonesia yang saat ini tarifnya relatif  lebih mahal dibandingan negara-negara tetangga di Asia.
Metamorfosa Komunikasi  Data
Teknologi informasi dan komunikasi seluler di Indonesia dikembangkan  sudah ada sejak 1986. Kita pernah mengenal teknologi NMT (Nordic Mobile  Telephone) yang berjalan pada jalur frekuensi 450MHz. Ini adalah teknologi  seluler generasi pertama. Operator di Indonesia saat itu adalah PT Mobisel. Ada  juga teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System) yang kala itu  diramaikan oleh beberapa operator diantaranya: PT. Komselindo, PT. Telesera dan  PT. Metrosel. Teknologi yang merupakan cikal bakal CDMA (Code Division  Multiple Access) ini menggunakan jalur frekuensi 800MHz. Namun  seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, keberadaan operator NMT dan AMPS  ini mulai tergusur. Adalah teknologi GSM (Global Standard for Mobile)  yang beroperasi pada pita frekuensi 900 MHz dan 1800MHz yang lebih banyak  mendominasi. Selain komunikasi suara sejak tahun 1991 teknologi GSM  memperkenalkan layanan tambahan berupa SMS (Short Message Service) atau  pengiriman pesan pendek.
Selain SMS, layanan tambahan dari teknologi GSM semakin bervariasi.  Berawal dari kemampuan komunikasi data menggunakan teknologi CSD (Circuit  Switch Data) atau memanfaatkan GSM Data Call. Layanan CSD yang  kemudian berkembang menjadi HSCSD (High Speed CSD) mulai tersingkir  sejak adanya teknologi GPRS (General Packet Radio Service), GPRS  kemudian berkembang lagi menjadi E-GPRS atau EDGE (Enhance Data Rates for  GSM Evolution). EDGE adalah teknologi tanggung karena tak lama kemudian  hadir UMTS (Universal Mobile Telecommunication System) yang merupakan  layanan komunikasi data kecepatan tinggi. Komunikasi data UMTS merupakan salah  satu teknologi 3G. Kelima operator GSM yang mendapatkan lisensi 3G adalah  Hutchisson CP, Natrindo Telepon Seluler, Telkomsel, Excelcomindo, dan Indosat.  Seiring dengan populernya teknologi 3G, ponsel-ponsel 3G pun sempat berjaya di  pasaran, walaupun kini juga mulai tergeser dengan keberadaan ponsel-ponsel yang  mengusung teknologi HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) yang  sering diidentikkan dengan teknologi 3,5G.
Teknologi CDMA yang muncul di saat GSM berjaya pun tidak mau kalah. Jika  GSM memiliki UMTS, CDMA mengembangkan teknologi EVDO (Evolution, Data Only  atau Evolution, Data Optimized) yang mendukung komunikasi data  wireless broadband kecepatan tinggi. EVDO adalah salah satu dari dua  standar 3G. Nama resmi yang diberikan oleh Telecommunication Industry  Association untuk EVDO adalah “CDMA2000, High Rate Packet Data Air  Interface”. Secara teknis CDMA 2000 1x EVDO mampu mentransfer data dengan  kecepatan hingga 2,4 Mbps. Operator CDMA yang sudah beroperasi di Indonesia saat  ini adalah Telkom (Telkom Flexi), Mobile-8 (Fren dan Hepi), Indosat (Starone),  dan Bakrie Telecom (Esia) yang menggunakan frekuensi 800 MHz. Sedangkan Smart  Telecom di frekuensi 1900 Mhz serta Sampoerna Telecom di frekuensi 450  Mhz.
Terlepas dari layanan komunikasi data yang diberikan oleh operator  seluler, teknologi jaringan nirkabel juga dapat memanfaatkan WiFi (Wireless  Fidelity) dan WiMAX. WiFi merupakan produk WLAN (Wireless  Local Area Network) yang menggunakan standar IEEE 802.11. Teknologi ini  banyak dipergunakan untuk infrastruktur jaringan di perkantoran dan fasilitas  hot spot di kafe-kafe atau mal. Sedangkan WiMAX merupakan teknologi jaringan  nirkabel kecepatan tinggi dengan radius yang lebih luas ketimbang WiFi yang  menggunakan standar IEEE 802.16.
Kini teknologi WiMAX semakin berkembang dan tak terpaku di satu tempat  yang tetap dengan adanya WiMAX Revisi E yang menggunakan standar IEEE 802.16e  atau IEEE 802.16-2005 atau dikenal sebagai WiMAX mobile. Teknologi ini  memiliki kemampuan hand over atau hand off sebagaimana  layaknya pada komunikasi seluler. Mobile WiMAX ini menggunakan teknologi  spektrum pita lebar internasional yaitu pada frekuensi 3,5 GHz, 2,5 GHz dan 2,3  GHz yang dapat diadaptasikan dengan spektrum lain yang memiliki  lisensi.
Kelebihan lain dari teknologi ponsel yang berbasis WiMAX ini adalah  lebih hemat energi ketimbang ponsel-ponsel yang memanfaatkan GPRS, EDGE, 3G dan  WiFi untuk mengakses internet. Intel telah berhasil memenangkan tender pengadaan  chip WiMAX mobile untuk Nokia. Samsung dan Motorola juga akan mengadopsi  teknologi WiMAX mobile pada perangkatnya. 
Perkembangan Teknologi WiMAX
Teknologi WiMAX di Indonesia cepat atau lambat akan diterapkan operator  di Indonesia yang telah menerapkan teknologi 3G dan 3,5G. Teknologi WiMAX  dikelompokkan ke dalam teknologi 3G yang merupakan hasil dari World Radio  Conference (WRC-07), yang menyatakan bahwa WiMAX, WCDMA, CDMA2000, TD-SCDMA,  EDGE dan ECT merupakan teknologi 3G. Saat ini lima operator seluler telah  menerapkan teknologi 3G yang berjalan pada frekuensi 2.1Ghz. Sedangkan WiMAX  akan berjalan di frekuensi 2.3Ghz.
Dalam penerapannya yang diadopsi adalah WiMAX Mobile menggunakan  OFDM/OFDMA (Orthogonal Frequency Division Multiplexing Access). Pemakaian OFDM  ini memberikan keuntungan dalam cakupan wilayah, instalasi, konsumsi biaya,  penggunaan frekuensi dan efisiensi pita frekuensi. WiMAX Mobile dengan standar  802.16e memiliki kemampuan hand over atau hand off seperti  pada teknologi komunikasi seluler yang sudah diterapkan.
Pemerintah selaku  regulator telah menerbitkan tiga peraturan pada bulan Februari 2008 melalui  keputusan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi No. 94, 95, 96 mengenai  persyaratan teknis mengenai alat dan perangkat telekomunikasi pada frekuensi  2.3Ghz, sebagai frekuensi yang akan ditempati WiMAX di Indonesia. Peraturan  tersebut menetapkan alat dan perangkat  subsciber station Broadband Wireless Access (BWA), base station BWA dan antena  BWA nomadic pada pita frekuensi 2.3 Ghz, berikut pelaksanaannya, wajib mengikuti  persyaratan teknis yang sudah ditetapkan.
Pemerintah sendiri  telah menyiapkan dana sebesar Rp 18 milyar untuk penelitian dan pengembangan  teknologi WiMAX di Indonesia, bekerjasama dengan beberapa lembaga penelitian dan  perguruan tinggi. Melalui penelitian ini diharapkan Indonesia dapat  mengembangkan teknologi WiMAX ini untuk menghasilkan produk lokal yang layak  ekspor. Perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia sangatlah pesat, masih  banyak pasar dan daerah yang belum tercakup sinyal dari operator atau masih  banyak masyarakat yang mempunyai daya beli dalam hal telekomunikasi. Oleh karena  itu pembuatan teknologi lokal ini akan semakin mengurangi biaya dari perluasan  jaringan, sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
Pada pengembangannya  beberapa perangkat yang telah dibuat berupa 1 unit BTS (Base Transceiver  Station), antena, dan CPR (Cayley Pseudo-Random) yang dikembangkan  oleh TRG (Technology Research Group). Beberapa perusahaan asing dari  negeri tetangga di Asia sudah tertarik untuk menggunakan teknologi yang  dikembangkan oleh TRG ini. Teknologi yang dikembangkan menggunakan frekuensi  2.3Ghz sesuai dengan peraturan pemerintah yang mengalokasi pita frekuensi 2.3Ghz  untuk jaringan WiMAX. Pada akhir kuartal pertama tahun 2008, perangkat ini telah  diperkenalkan pada operator seluler di Indonesia untuk disosialisasikan. Dengan  pengembangan perangkat dari negeri sendiri, diharapkan industri telekomunikasi  Indonesia menjadi lebih maju lagi.
Saat ini uji coba  WiMAX telah dilakukan beberapa vendor di luar negeri. Salah satunya adalah  Motorola. Motorola telah melakukan uji coba di Singapura yang dilakukan di  gedung Motorola di Ang Mo Kio Singapura. Peserta yang mengikuti demonstrasi ini  dapat menggunakan Motorola WiMAX PC Card atau koneksi broadband dari  perangkat Wi-Fi untuk menikmati demonstrasi WiMAX Mobile. Perangkat yang  digunakan untuk uji coba ini adalah Motorola WAP 400 dengan  backhaul[1] yang berasal dari  Wireless IP di kantor Motorola. 
Penerapan teknologi WiMAX oleh operator diharapkan akan menurunkan biaya  akses internet. Tingginya harga bandwidth lokal yang sekarang ini  karena menggunakan teknologi serat optik. Mahalnya harga bandwidth  menjadi pemicu kurang berkembangannya internet di Indonesia. Asosiasi  Penyelenggara Jasa Internet Indonesia berharap operator dan penyedia jasa  internet segera membangun infrastruktur WiMAX, sehingga internet dapat dinikmati  masyarakat dengan harga yang terjangkau. 
Teknologi 3G menggunakan  jaringan WCDMA sedangkan WiMAX yang menggunakan OFDMA. Kecepatan maksimum yang  didapat dari 3G hanya 3Mbps, itupun hasil pengembangan dari HSPA (High Speed  Packet Access) yang sering dikenal dengan 3.5G, untuk WiMAX dapat mencapai  kecepatan hingga 75Mbps baik pada kondisi bergerak ataupun pada kondisi diam.  
Untuk mengembangkan WiMAX  operator memerlukan biaya tambahan lain dari pengembangan 3G. Pengembangan 3G  dapat dilakukan dengan BTS 2G yang sudah ada. Sedangkan untuk WiMAX  diperlukannya tambahan sel-sel baru. Biaya lain yang dibutuhkan adalah biaya  spektrum untuk akses radio disebabkan WiMAX membutuhkan frekuensi tersendiri  yang harus dibeli dari regulator. Butuh waktu lama untuk memasarkan teknologi  WiMAX, dikarenakan alat pendukung masih terbatas dan perlunya edukasi lebih  lanjut kepada masyarakat dalam hal penggunaan teknologi baru. Tentu saja hal ini  tidaklah mudah. 
Penggunaan WiMAX akan menjadi  investasi yang menguntungkan karena banyak manfaat lain yang dapat diperoleh  dengan menggunakan teknologi baru unu. Contohnya video conference untuk training  karyawan, seperti yang dilakukan salah satu operator di Indonesia, akan lebih  mudah jika menggunakan kecepatan akses yang tinggi.
Dari sisi arsitektur jaringan,  WiMAX belum benar-benar teruji untuk menangani kebutuhan operator sebagai  penyedia jaringan telekomunikasi. Saat ini yang lebih ditekankan dari WiMAX  hanya kecepatan data yang unggul dari 3G. Tetapi dari segi penggunaan voice dan  layanan standar lainnya masih belum benar-benar teruji, demikian juga dari segi  keamanannya. Hasil riset di USA, menunjukkan bahwa WiMAX kalah bersaing dalam  hal kemampuan sinyal bila dibandingkan 3G. Perbandingannya adalah 7dB dan 10dB,  hal ini berarti jangkauan WiMAX masih kalah dengan 3G. 
WiMAX dapat lebih menghemat biaya penggunaan energi (berdasarkan ABI  Research – Mobile Devices and Mobile Broadband). WiMAX juga dapat mengakomodasi 11 kali rata-rata pemakaian  data saat ini dan tetap lebih efisien dalam penggunan energi dibandingkan WCDMA  atau HSDPA. Pada percobaan di Jerman oleh T-Mobile, penggunaan teknologi  WiMAX dapat mengurangi konsumsi energi sebesar 30-40% daya listrik, mengurangi  call drop atau kegagalan panggilan, masing-masing 15% dan 40%. Selain  itu WiMAX juga tidak membutuhkan investasi yang besar karena hanya menggunakan  gelombang radio atau frekuensi. Hal ini tentu akan mengurangi biaya yang besar  dari operator, sehingga patut dipertimbangkan oleh operator di Indonesia untuk  mengadopsi teknologi ini lebih cepat.
Samsung memperkenalkan handset WiMAX pertamanya pada pameran IT APEC  2005, diberi nama Samsung SPH M8000 yang berjalan pada sistem operasi Windows  dengan tampilan PDA. Ponsel ini berjalan pada frekuensi 2.3Ghz. Dalam pameran  itu berbagai hal didemontrasikan oleh Samsung pada ponsel WiMAX-nya, antara lain  siaran langsung televisi, akses data nirkabel, dan video call. Selain M8000,  Samsung juga memperkenalkan handset WiMAX lainnya, yaitu SPH H1000 dengan desain  dan sistem operasi yang berbeda. Samsung bekerja sama dengan Korea Telecom untuk  mendemontrasikan layanan WiMAX ini kepada para peserta APEC 2005. Pada tahun  2006, layanan ini sudah mulai dikomersialkan di Korea Selatan oleh operator  Korea Telecom.
WiMAX Mobile sebagai alternatif lain komunikasi data menawarkan  kecepatan data yang cukup menjanjikan. Walaupun belum benar-benar teruji namun  pengembangan teknologi ini masih terus dilakukan, dan beberapa vendor telepon  seluler pun sudah menyediakan perangkat yang mengadopsi teknologi WiMAX. Di  Indonesia sendiri, pemerintah telah mengeluarkan peraturan mengenai regulasi  WiMAX dan juga menyediakan dana untuk penelitian dan pengembangan teknologi.  Diharapkan dengan penelitian ini mengembangkan teknologi WiMAX ini untuk  menghasilkan produk lokal yang layak ekspor. Selain  itu tujuan lain dari penerapan teknologi WiMAX adalah untuk menurunkan biaya  akses internet. Regulator berharap operator dan penyedia jasa internet segera  membangun infrastruktur menjadi jaringan nirkabel WiMAX, sehingga internet dapat  dinikmati oleh masyarakat dengan harga yang lebih terjangkau






0 komentar:
Posting Komentar